Pertengahan ramadhan 2014 MCD Bojong sari kota Depok, senja hari menjelang adzan magrib jelas satu hal yang dinanti-nanti terutama bagi umat islam yang berpuasa. Yah, Aku ingat keadaan saat itu yang redup redam, meski masih dimusim kemarau. Belum ada tanda turunnya hujan tapi langit sore berwarna biru gelap dan awan mendung hendak terbentuk.
Januari lalu, masih ditempat yang sama aku mengenalnya "Zahara" panggilanku padanya. Gadis bertubuh mungil dengan jilbab. Wajah bulat telur dan kulit bening putih halus, alis tebal senada hitam pekat warnanya, mata sendu bag cenayang dan akan menyipit saat dia tertawa. Sepasang lesung di kedua belah pipinya yang samar selalu tampak merona. Bibir lembab yang tipis nan lembut, deret gigi yang rapi renggang dengan keempat taringnya yang gingsul kearah depan nampak begitu lucu.
Bukan suatu kebetulan kami bisa saling mengenal, karena memang sudah jadi rencanaku memasuki lingkungan baru saat itu. Awalnya temanku Rasyad lah yang merencanakan pertemuan.
"Aku ada kenalan (mungkin beberapa wanita), mau bertemu nanti sore?" tanya Rasyad padaku suatu pagi di tengah percakapan kami.
"Kalau berkenan mengajakku boleh saja."
"Ohh oke kalau begitu Macdonald, jam empat."
"Oke." itu saja yang kami bicarakan awalnya.
"Kau jangan mengacaukannya kali ini, ada lebih dari dua orang yang datang nanti. Kau tau itu kesempatan bagus untuk memulai suatu hubungan, entah itu pertemanan atau hal lainnya."
Sore harinya kami berangkat ketempat perjanjian. Dengan Honda Vario motor automatic-ku. Setengah jam perjalanan dalam pikiranku menerka-nerka seperti apa wanita yang disebut kenalan oleh Rasyad.
Bukan suatu kebetulan kami bisa saling mengenal, karena memang sudah jadi rencanaku memasuki lingkungan baru saat itu. Awalnya temanku Rasyad lah yang merencanakan pertemuan.
"Aku ada kenalan (mungkin beberapa wanita), mau bertemu nanti sore?" tanya Rasyad padaku suatu pagi di tengah percakapan kami.
"Kalau berkenan mengajakku boleh saja."
"Ohh oke kalau begitu Macdonald, jam empat."
"Oke." itu saja yang kami bicarakan awalnya.
"Kau jangan mengacaukannya kali ini, ada lebih dari dua orang yang datang nanti. Kau tau itu kesempatan bagus untuk memulai suatu hubungan, entah itu pertemanan atau hal lainnya."
Sore harinya kami berangkat ketempat perjanjian. Dengan Honda Vario motor automatic-ku. Setengah jam perjalanan dalam pikiranku menerka-nerka seperti apa wanita yang disebut kenalan oleh Rasyad.